Kamis, 23 Februari 2012

Akidah Islam


Syaikh Prof. DR. Abdullah bin Abdul Aziz Al Jibrin hafidzahullah menuliskan tentang beberapa hal terkait dalam Aqidah Islam yang harus diketahui oleh seorang muslim. Dalam Akidah dapat kita ketahui beberapa istilah dan hal yang akrab dengan kita tetapi tidak kita pahami maksud dari istilah atau ajaran tersebut. Penjelasan mengenai Akidah Islam oleh syaikh abdullah dituliskan didalam kitab Tahzib Tashil Al Aqidah Al Islamiyah. Berikut beberapa penjelasan dan kandungan didalam kitab ini.
Ahlu Sunnah
Sebagian ulama memutlakkan bahwa ahlu sunnah adalah nama untuk mereka para ashabul hadits atau ahlul hadits. Hal ini karena perhatian mereka terhadap hadits yang dinukil dari Nabi shallallahu ‘alaihi was sallam, perhatian mereka untuk memisahkan mana hadits yang shohih dan mana hadits yang dho’if dan ketundukan mereka terhadap apa yang ada dalam kandungan hadits baik itu berupa aqidah dan ketentuan hukum-hukum islam.
Hadits dan sunnah adalah dua kata yang maknanya hampir sama/dekat. Ahlu Sunnah mereka adalah kelompok yang dimenangkan Allah hingga hari kiamat. Kelompok inilah yang Nabi shallallahu ‘alaihi was sallam sebutkan dalam haditsnya,
لاَ تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِى مَنْصُورِينَ لاَ يَضُرُّهُمْ مَنْ خَذَلَهُمْ حَتَّى تَقُومَ السَّاعَةُ
“Akan senatiasa ada sekelompok orang dari ummatku yang dimenangkan (Allah ‘azza wa jalla pent.) orang-orang yang ingin mengalahkam mereka tidak dapat memberikan bahaya  kepada mereka hingga datanglah hari qiyamat”.[1]
Salaf
Salaf secara bahasa berarti sekelompok orang yang terdahulu, dalam bahasa arab dikatakan (مَضَى - أَي – يَسْلُفُ – سَلَفَ ) yang berarti berlalu, salaf seseorang (secara bahasa) berarti nenek moyangnya yang terdahulu.
Salaf secara istilah berarti para sahabat Nabi shollallahu ‘alaihi was sallam, orang-orang yang mengikuti mereka [2] dan berjalan di atas jalan beragama mereka yaitu kalangan para imam dalam islam dari tiga kurun yang utama.
Kholaf
Kholaf secara bahasa berarti sesuatu yang belakangan, yaitu sesuatu yang muncul setelah yang terdahulu.
Kholaf secara istilah berarti orang yang menyimpang dari jalan beragamanya Nabi shollallahu ‘alaihi was sallam dan para sahabatnya dalam masalah aqidah semisal Khowarij[3], Rofidhoh, Ahli Kalam/Filsafat yaitu orang-orang yang mengedepankan akal manusia di atas nash-nash syar’i[4] semisal Jahmiyah Mu’tazilah[5], Asy ‘Ariyah, Qodariyah, Murj’iah[6] dan lain-lain.
Sedangkan Ahlus Sunnah wal Jama’ah mereka adalah orang-orang yang menempuh jalan/cara beragamanya salaf, yang mana pemimpin mereka adalah para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi was sallamterutama pemimpin para sahabat yaitu dari kalangan Khulafa’ur Rosyidin Abu Bakr, ‘Umar, ‘Utsman dan ‘Ali rodhiyallahu ‘anhum. Hal ini mereka lakukan sebagai wujud pengamalan hadits Nabi shallallahu ‘alaihi was sallam,
عَلَيْكُمْ بِسُنَّتِى وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ الْمَهْدِيِّينَ عَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ
“Wajib bagi kalian memegang teguh sunnahku dan sunnah Khulafaur Rosyidin, gigitlah ia dengan gigi graham kalian”[7].
Hal ini juga sebagaimana yang dikatakan Nabi shallallahu ‘alaihi was sallam ketika ditanya siapakahfirqotun naziyah/golongan yang selamat. Beliau shallallahu ‘alaihi was sallam menjawab,
مَنْ كَانَ عَلَى مِثْلِ مَا أَنَا عَلَيْهِ وَأَصْحَابِي
“Orang-orang yang berada di atas semisal apa yang aku dan para sahabatku berada di atasnya”.[8]
Mereka Ahlus Sunnah wal Jama’ah menisbatkan diri mereka kepada mazhab salaf karena itulah orang yang mengikuti salaf (dalam beragama pent.) disebut dengan istilah salafiy, orang-orang yang berada di atas aqidah salafush sholeh, orang-orang yang mengikuti salafush sholeh. Penamaan ini adalah penamaan yang sesuai makna penyebutan mereka sebagai Ahlus Sunnah disebabkan karena aqidah salafush sholeh adalah aqidah yang Nabi shollallahu ‘alaihi was sallam berada di atasnya sebagaimana dalam hadits di atas.
Adapun orang yang berjalan di atas manhajnya kholaf/orang-orang belakangan maka mereka disebut sebagai kholafiy dan mereka mengakui penamaan ini. Bahkan kebanyakan dari mereka begitu kekehnyamengatakan bahwa mazhab[9] kholaf lebih utama dari mazhab salaf mazhab yang dimana pemimpinnya adalah para sahabat Nabi shollallahu ‘alaihi was sallam. Hal ini merupakan indikasi yang jelas dari mereka sendiri atas penyelisihan mereka terhadap jalan beragamanya para sahabat Nabi shollallahu ‘alaihi was sallam yang di atasnya berada Rosulullah shollallahu ‘alaihi was sallam. Maka cukuplah hal ini sebagai indikasi atas penyimpangan mereka terhadap aqidah yang shahihah/benar.

0 komentar:

Posting Komentar